Entrepreneurship Orientation and Innovation Capability: The Role of Intellectual Resources as Mediation (A Case Study of SMEs Furniture in Madiun East Java) by: Ardianus Laurens Paulus

•Oktober 30, 2018 • Tinggalkan sebuah Komentar

Free to download and cite at :

http://journal.ipb.ac.id/index.php/ijbe/article/view/19540

DOI: http://dx.doi.org/10.17358/ijbe.4.2.151

If you have any questions don’t hesitate to contact me 🙂

email: ardianlauren@gmail.com

Apa Itu Big Data?

•April 19, 2018 • Tinggalkan sebuah Komentar

Silakan baca disini :

http://liputan9.com/berita/apa-itu-big-data-225709/?utm_source=ReviveOldPost&utm_medium=social&utm_campaign=ReviveOldPost

Berbisnis dan Perspektif Strategi Pemasaran

•September 13, 2017 • Tinggalkan sebuah Komentar

By : Ardianus Laurens

Pendahuluan :

Era persaingan dunia bisnis sekarang semakin competitive (berdaya saing). Banyak usaha yang semakin bermunculan dengan membawa ciri khas masing-masing. Namun banyak pula yang mengikuti pasar yang sudah ada dengan menjadi market follower (pengikut). Pelaku bisnis (yang baru atau yang sudah terjun ke dunia bisnis) harus mempunyai cara yakni strategi dalam menghadapi persaingan untuk berkompetisi di dunia bisnis.

Pembahasan :

  1. Pemasaran
  • Konsep Inti :
    • Keinginan … ?
    • Kebutuhan … ?
    • Permintaan … ?
  • Segmentasi Pasar (Siapa konsumen kita ?)
    • Cari tahu apa yang mereka inginkan, butuhkan dan minta dari produk kita.
  • Produk yang dibuat harus laku dipasar supaya tidak terjadi pemborosan/kerugian.

2. Strategi Bersaing

  • Persaingan
    • Lihat siapa pesaing yang ada (terdekat) disekitar kita .
    • Apa yang sudah pesaing kita lakukan ?
    • Apa yang membedakan barang/produk kita dari pesaing (keunikan/sulit ditiru).
    • Selalu mencari tahu tentang sesuatu yang baru (tren/mengikuti perkembangan).
    • Cara Memasarkan
      • Bergabung dengan kelompok-kelompok atau asosiasi USAHA.
      • Bergabung dengan KOPERASI yang Berbadan Hukum dan Sah.
      • Menjalin kerjasama dengan MITRA
      • Meminta bantuan keluarga, anak dan sanak saudara terdekat.

3. Motivasi Bisnis (sumber : Majalah Bisnis UKM 2015)

  • Cari ide-ide baru
  • Melawan ketakutan akan perubahan
  • Tidak mudah menyerah
  • Menerima opini dan pendapat orang lain
  • Memperbanyak pengetahuan

4. 7 Strategi Bisnis yang wajib dimiliki Wirausahawan (sumber : Majalah Bisnis UKM 2015)

  • Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah
  • Mulailah dari lingkungan anda
  • Tetapkan biaya produksi yang proposional
  • Memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas
  • Terus kembangkan brand/merek anda
  • Tumbuhkan bakat berwirausaha
  • Siap menghadapi berbagai resiko

Kesimpulan :

Bagi para pengusaha muda dan bagi mereka yang ingin memulai bisnis, segera memikirkan rencana bisnis anda. Tentukan arah dan tujuan bisnis yang anda ingin raih. Lihat disekitar anda dan ikuti perubahan serta tren yang sedang terjadi. Adaptasi dengan perubahan tersebut kemudian ciptakan langkah strategi apa yang hendak anda ambil.

 

Change : Berubah atau Di Ubah (Konteks Bisnis Masa Kini) Oleh : Ardianus Laurens

•April 15, 2017 • Tinggalkan sebuah Komentar

Perubahan yang paling menarik tentu saja terjadi di dunia usaha. Perusahaan sekarang yang sudah besar dan sukses telah meninggalkan pola-pola lama. Begitu juga dengan dinamika kompetitif dunia usaha yang saat ini sangat beragam (di dunia internasional kita saksikan pemain-pemain baru memorak-porandakan pemain tradisional). Bagi pelaku bisnis yang tidak adaptif maka sulit untuk masuk dalam persaingan yang semakin kompleks. Untuk medorong perubahan dibutuhkan kerelaan bekerja yang lebih produktif. Terpaksa harus diambil tindakan-tindakan (prevention) sebelum perusahaan memasuki masa-masa sulit. Tetapi perubahan seperti itu tidak perlu terjadi kalau organisasi dan manusia-manusianya bisa berubah sendiri.

  • Mengapa Harus Di ubah ?

Ketika ada yang baru bermunculan, perusahaan harus cepat merespon. Kalau orang-orang yang bekerja tidak merespon maka lambat laun organisasi perusahaan akan terasing dan anda akan hidup di luar habitat yang seharusnya anda tinggali.

  • Idealnya berubah sendiri !

Perusahaan memang bisa dan mampu berubah sendiri tanpa harus mengalami sebuah proses perubahan yang di intervensi dari luar (campur tangan pihak luar ). Seharusnya kita bisa dan mampu berubah sendiri, secara kontinyu, bertahap dan alamiah. Syarat untuk berubah sendiri adalah adanya proses belajar dan semua orang yang berada di dalam perusahaan adalah manusia-manusia pembelajar (perusahaan pembelajar adalah yg selalu beradaptasi dengan zamannya). Manusia harus terbiasa dengan perubahan (pandangan dan manajemen baru). Perubahan hanya akan terjadi bila ada kemampuan belajar (learning ability).

  1. Perubahan membawa pembaruan – demi kelangsungan hidup perusahaan karena bukan perusahaan yang kuat namun yang adaptif akan berhasil bersaing di pasar yang semakin terbuka. Cth : Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
  2. Paradox of Change – Tindakan pembaruan yang di lakukan sebelum keadaan menjadi darurat dalam arti kata lain jangan tunggu perusahaan sakit baru berubah. Justru pada saat sendang mengalami kejayaan dan sumberdaya yang mencukupi untuk melakukan perubahan.
  3. Organisasi Pembelajar – intinya adalah harus dekat dengan informasi, yaitu tersedianya infomasi yang accesible dan selalu diperkaya melalui proses interaktif yang sehat (up to date). Manusia – manusia dalam organisasi harus selalu berada dekat dengan informasi, melilhat fakta-fakta baru dan tertantang untuk menciptakan yang baru.

Perubahan memerlukan analisis tajam yang menentukan titik-titik mana yang harus diutamakan. Perubahan dilakukan untuk melangsungkan kehidupan. Dan untuk itu, pelaksanaanya harus dilakukan secara konseptual, sistematis dan bertahap.

The Relationship between Knowledge Sharing and Innovation Capability : Moderating by Absorptive Capacity

•Februari 3, 2015 • Tinggalkan sebuah Komentar

The Relationship between Knowledge Sharing and Innovation Capability : Moderating by Absorptive Capacity

Ardianus Laurens Paulus

Unika Widya Mandala Madiun

ardianlauren@gmail.com

ABSTRACT

This research empirically to test the relationship between knowledge sharing and innovation capability moderated by absorptive capacity. The samples were collected in several SMA/SMK school teachers in Madiun City with a total of 110 respondents and taken with a non probability purposive sampling method. The Moderated Regression Analysis (MRA) were used to test the data and research hypothesis. The result showed that absorptive capacity was moderating the relationship between knowledge sharing and innovation capability.

Keyword : Knowledge Sharing, Innovation Capability and Absorptive Capacity

If you have questions, feel free to contact me with my email above 🙂

http://forlap.dikti.go.id/dosen/detail/NzdCRTdGQzYtQjdFRS00NDQ0LUI5OTEtMjI4QjExMjM0NzZC

•Januari 22, 2015 • Tinggalkan sebuah Komentar

•Desember 6, 2014 • Tinggalkan sebuah Komentar

Kemampuan Transfer Knowledge untuk Mendukung Inovasi : Sebuah Pengetahuan tentang Perspektif Layanan Bisnis.

Oleh : Ardianus Laurens Paulus,S.E., M.Sc.

 

Pendahuluan :

Diera lingkungan yang sangat cepat berubah menjadikan organisasi harus mencari terobosan dan cara-cara baru untuk mengikuti arus perubahan yang terjadi. Dalam kondisi yang tidak menentu organisasi harus memikirkan langkah-langkah strategis untuk menentukan posisi organisasi mereka kedepan. Hal – hal baru yang terjadi disekitar lingkungan organisasi menuntut organisasi harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya sambil mempersiapkan sumberdaya-sumberdaya yang baik dan canggih untuk berhadapan dengan pesaing-pesaing yang semakin hari semakin bertambah.

Inovasi saat ini terjadi dengan sangat cepat dan tanpa disadari terjadi secara terus-menerus. Penggunaan alat teknologi yang semakin canggih dan kecepatan mengakses sistem informasi seperti telekomunikasi dan multimedia menyebabkan banyak perusahaan bersaing untuk memunculkan ide – ide baru yang kreatif dan  berkompetitif. Dalam menciptakan inovasi, pengetahuan (knowledge) memainkan peran penting dan sangat strategis melalui adaptasi dan pengembangan pemikiran-pemikiran kreatif individu-individu yang ada dalam  suatu organisasi. Sumberdaya pengetahuan sangat berperan penting dalam menentukan posisi perusahaan dalam bersaing dengan kompetitornya.

Pespektif tentang layanan bisnis saat ini sudah mulai berkembang dari waktu kewaktu. Intensitas layanan bisnis adalah sejauh mana perusahaan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk melayani pelanggannya dan menjadi keharusan karena hal itu sebagai bentuk tanggungjawab pelaku bisnis dalam melayani seluruh pelanggannya. Maka dengan itu transfer pengetahuan didalam organisasi dan lingkungannya (internal/eksternal) sangat penting. Ini bertujuan untuk menjaga hubungan timbal-balik secara rutin antara perusahaan dan pelanggan serta lingkungannya.

Pembahasan :

  • Perubahan (Change)
  • Berubah artinya beradaptasi, menyesuaikan diri, dan menjadi lebih berdaya untuk mempertahankan dan meneruskan kehidupan (competitive advantage).
    • Melihat –> Bergerak –> Menyelesaikan (Leaderdhip)
  • Transfer Pengetahuan
  1. Program pengembangan (produk/pasar)
  2. Teknologi baru / up to date
  3. Network (jaringan) / kerjasama
  • Inovasi
  1. Output – Produk , Pasar (lama dan baru).
  2. Internal – Proses, Jasa : cth: e-business : Organisasi (Re(vital)isasi, Re(struktur)isasi, dll.)
  3. Eksternal – merubah cara hubungan/kerjasama dgn. pemasok, pelanggan, partner, pesaing dan jaringan.
  • Perspektif Layanan Bisnis
  1. Desain produk
  2. Menyediakan/transfer infomasi yang berharga (spesial) kepada pelanggan
  3. Memberikan pelayanan maksimal (kerjasama antar penjual dan pembeli)
  4. Interaksi yang intens dengan stakeholder
  5. Mengadopsi teknologi (learning by doing)

Kesimpulan :

Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, perusahaan seharusnya

mengedepankan tentang layanan bisnis mereka yang prima kepada konsumen. Pemikiran mengenai inovasi seharusnya seiring dengan transfer pengetahuan yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Namun pelaku perlu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungan agar dapat menyesuaikan dengan inovasi yang dilakukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pandangan Berbasis Sumberdaya atau Resource Based View pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

•Juli 28, 2014 • Tinggalkan sebuah Komentar

Oleh : Ardianus Laurens

 

Pendahuluan :

Diera yang kompetitif sekarang banyak industri yang bersaing untuk maju dan  mengungguli para pesaingannya. Dalam dinamika kompetisi harus ada winners dan lossers yang mana setiap industri di tuntut untuk menciptakan keunggulan masing-masing dari segi produk maupun jasa yang dihasilkan.

 Banyak industri di Indonesia yang saat ini sedang mengalami perkembangan namun masih lamban menyebabkan negara ini masih sulit untuk bersaing dengan negara luar paling tidak dengan negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura. Namun satu hal yang menjadikan Indonesia mampu bertahan disaat krisis ekonomi tahun 2012 lalu sedangkan negara maju dan telah berkembang mengalami penurunan dari segi ekonomi adalah sektor UKM yang menjadi penopang perekonomian Indonesia pada saat itu.

Namun masih banyak kelemahan yang terdapat pada sektor UKM di Indonesia apalagi UKM dikota kecil dan daerah-daerah tertinggal. Dengan melihat kondisi nyata dan banyak UKM ( yang bergerak dalam industri yang sama) ada yang sukses namun ada yang tidak. Melihat kondisi ini maka para ahli (Barney (2002); Abhayawansa et al., (2008); Fahy dan John, (2000); serta Ferreira et al., (2011) mengemukakan sebuah teori yang dikenal sebagai Pandangan Berbasis Sumberdaya (Resource Based View – RBV) dan banyak diterapkan serta dipraktikkan diberbagai sektor industri yakni dengan melihat kekuatan dan kelemahan sumberdaya internal perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing.

 

Pembahasan :

  • Sumberdaya Perusahaan (Firm Resource)

Sumberdaya perusahaan terdiri dari berwujud (misl: pabrik, tanah, kendaraan, bahan baku dan mesin) maupun tidak berwujud (misal: merk, reputasi dan keahlian, budaya perusahaan, struktur, persepsi dan proses yang dimiliki).

Fokus diskusi ini adalah sumberdaya tak berwujud (intangible resource) yang  dikenali sebagai aset yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan  untuk mencapai keunggulan bersaing. Nilai tambah dari sumberdaya tak berwujud ini sulit untuk di imitasi pesaing dan langka untuk diperolehi.

Sumberdaya atau aset tak berwujud ini juga lebih dikenali sebagai modal intelektual (intellectual capital) terdiri dari :  

  • Manusia – merupakan sumber dari kreativitas dan inovasi
    1. Pengetahuan : pengalaman dan pendidikan
    2. Kapabilitas : kompetensi diri
    3. Pengembangan : motivasi, pelatihan dan kompensasi
    4. Perilaku : kepuasan, loyalitas, kepemimpinan dan komunikasi
  • Struktural – pengembangan produk/ ide dan infrastruktur organisasi.
    1. Wewenang dan tanggungjawab
    2. Proses dan prosedur
    3. Kebijakan
  • Relasional
    1. Dengan pihak eksternal yang bisa mempengaruhi organisasi
    2. Menciptakan hubungan jangka panjang
      1. Pelanggan – aktor paling penting karena terlibat dalam hubungan sehari-hari ketika mereka membeli produk perusahaan.
      2. Pemasok – pihak yang mempengaruhi stabilitas proses produksi dan supply bahan/barang.
      3. Pesaing – terdiri dari siapa saja karena pesaing akan memberi nilai tambah bagi perusahaan.
      4. Pemerintah – tekait dengan regulasi dan aturan pasar.
  • Karakteristik sumberdaya
    1. Bernilai – mendatangkan return yang lebih kepada perusahaan
    2. Langka – tidak banyak dimiliki oleh perusahaan lain dan tidak bersifat sementara tapi berkelanjutan.
    3. Sulit ditiru – mempunyai ciri khas dan sulit ditiru untuk jangka waktu panjang.

Kesimpulan :

Dengan melihat sumberdaya internal yang dimiliki oleh perusahaan maka pandangan berbasis sumberdaya ini sangat sesuai diterapkan di bidang usaha kecil dan menengah (UKM) terutama modal intelektual (intellectual capital) dan perlu dikedepankan agar dapat meraih kesuksesan keunggulan kompetitif.

 

Peran Usaha Kecil Menengah Kurangi Angka Pengganguran

•Juli 28, 2014 • Tinggalkan sebuah Komentar

Pendahuluan :

Problematika mengenai angka pengangguran di Indonesia tentu bukan hal baru lagi bagi masyarakat kita. Bahkan menurut Badan Pusat Statistik, saat ini terdapat lebih dari 8,13 juta jiwa atau setara dengan 6,8 persen pengangguran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa tingkat pengangguran di negara kita masih cukup tinggi, meskipun jumlah tersebut sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Usaha Kecil Menengah mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya,

 

Diskusi :

  • Rendahnya daya serap tenaga kerja di Indonesia membuat kondisi tersebut belum bisa diselesaikan secara tuntas oleh pihak pemerintah maupun instansi terkait lainnya.
  • Dibutuhkan solusi tepat untuk mengurangi jumlah pengangguran yang setiap harinya menunjukan Salah satunya yaitu dengan mendorong laju pertumbuhan usaha kecil menengah di seluruh penjuru Indonesia.
  • Munculnya unit usaha kecil dan menengah ternyata tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat, namun juga sangat membantu penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
  • Para pelaku UKM masih sering mendapat kendala khususnya di bidang permodalan, namun kontribusi usaha kecil menengah terhadap penyediaan lapangan kerja cukuplah tinggi, bahkan diperkirakan bias memberikan peluang kerja bagi 96.211.000 masyarakat, dan menjadi donatur Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 56,53%.
  • Sejak tahun 2008 sampai 2011, tercatat ada sekitar 52,77 juta unit UKM di Indonesia yang telah memberikan lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi usaha. Kondisi ini tentu merupakan kabar bagus bagi perekonomian Indonesia, mengingat UKM berperan penting sebagai Soko guru dan penyelamat perekonomian nasional sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998-
  • Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM.

 

Penutup :

Tumbuhnya UKM-UKM di Indonesia menjadi langkah awal bagi perbaikan ekonomi nasional hingga akhirnya target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi 8% di tahun 2014 bisa segera terwujud dengan penciptaan lapangan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Maju terus UKM Indonesia, dan ciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Majalah Digital Bisnis UKM, Januari 2014. – www.bisnisUKM.com

 

 

Kota Malioboro-Yogyakarta dimalam tahun baru 2013…

•Januari 5, 2013 • Tinggalkan sebuah Komentar

Kota Malioboro-Yogyakarta dimalam tahun baru 2013...