Pandangan Berbasis Sumberdaya atau Resource Based View pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Oleh : Ardianus Laurens

 

Pendahuluan :

Diera yang kompetitif sekarang banyak industri yang bersaing untuk maju dan  mengungguli para pesaingannya. Dalam dinamika kompetisi harus ada winners dan lossers yang mana setiap industri di tuntut untuk menciptakan keunggulan masing-masing dari segi produk maupun jasa yang dihasilkan.

 Banyak industri di Indonesia yang saat ini sedang mengalami perkembangan namun masih lamban menyebabkan negara ini masih sulit untuk bersaing dengan negara luar paling tidak dengan negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura. Namun satu hal yang menjadikan Indonesia mampu bertahan disaat krisis ekonomi tahun 2012 lalu sedangkan negara maju dan telah berkembang mengalami penurunan dari segi ekonomi adalah sektor UKM yang menjadi penopang perekonomian Indonesia pada saat itu.

Namun masih banyak kelemahan yang terdapat pada sektor UKM di Indonesia apalagi UKM dikota kecil dan daerah-daerah tertinggal. Dengan melihat kondisi nyata dan banyak UKM ( yang bergerak dalam industri yang sama) ada yang sukses namun ada yang tidak. Melihat kondisi ini maka para ahli (Barney (2002); Abhayawansa et al., (2008); Fahy dan John, (2000); serta Ferreira et al., (2011) mengemukakan sebuah teori yang dikenal sebagai Pandangan Berbasis Sumberdaya (Resource Based View – RBV) dan banyak diterapkan serta dipraktikkan diberbagai sektor industri yakni dengan melihat kekuatan dan kelemahan sumberdaya internal perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing.

 

Pembahasan :

  • Sumberdaya Perusahaan (Firm Resource)

Sumberdaya perusahaan terdiri dari berwujud (misl: pabrik, tanah, kendaraan, bahan baku dan mesin) maupun tidak berwujud (misal: merk, reputasi dan keahlian, budaya perusahaan, struktur, persepsi dan proses yang dimiliki).

Fokus diskusi ini adalah sumberdaya tak berwujud (intangible resource) yang  dikenali sebagai aset yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan  untuk mencapai keunggulan bersaing. Nilai tambah dari sumberdaya tak berwujud ini sulit untuk di imitasi pesaing dan langka untuk diperolehi.

Sumberdaya atau aset tak berwujud ini juga lebih dikenali sebagai modal intelektual (intellectual capital) terdiri dari :  

  • Manusia – merupakan sumber dari kreativitas dan inovasi
    1. Pengetahuan : pengalaman dan pendidikan
    2. Kapabilitas : kompetensi diri
    3. Pengembangan : motivasi, pelatihan dan kompensasi
    4. Perilaku : kepuasan, loyalitas, kepemimpinan dan komunikasi
  • Struktural – pengembangan produk/ ide dan infrastruktur organisasi.
    1. Wewenang dan tanggungjawab
    2. Proses dan prosedur
    3. Kebijakan
  • Relasional
    1. Dengan pihak eksternal yang bisa mempengaruhi organisasi
    2. Menciptakan hubungan jangka panjang
      1. Pelanggan – aktor paling penting karena terlibat dalam hubungan sehari-hari ketika mereka membeli produk perusahaan.
      2. Pemasok – pihak yang mempengaruhi stabilitas proses produksi dan supply bahan/barang.
      3. Pesaing – terdiri dari siapa saja karena pesaing akan memberi nilai tambah bagi perusahaan.
      4. Pemerintah – tekait dengan regulasi dan aturan pasar.
  • Karakteristik sumberdaya
    1. Bernilai – mendatangkan return yang lebih kepada perusahaan
    2. Langka – tidak banyak dimiliki oleh perusahaan lain dan tidak bersifat sementara tapi berkelanjutan.
    3. Sulit ditiru – mempunyai ciri khas dan sulit ditiru untuk jangka waktu panjang.

Kesimpulan :

Dengan melihat sumberdaya internal yang dimiliki oleh perusahaan maka pandangan berbasis sumberdaya ini sangat sesuai diterapkan di bidang usaha kecil dan menengah (UKM) terutama modal intelektual (intellectual capital) dan perlu dikedepankan agar dapat meraih kesuksesan keunggulan kompetitif.

 

~ oleh Ardianus Laurens Paulus pada Juli 28, 2014.

Tinggalkan komentar